Saturday, November 08, 2014

Tanggal 25 Oktober 2014: Tribute to Restuala Namora Pakpahan di Jong Bataks Arts Festival, Medan

.
Poster oleh MJA Nashir


Selamat malam sahabat-sahabat yang saya hormati.

Selamat datang di acara pemutaran film Rangsa ni Tonun yang adalah kesempatan untuk mengingatkan kita kembali tentang sahabat kita, almarhum Restuala Namora Pakpahan. Sayang sekali, saya tidak bisa hadir hari ini. Saya sangat merasa bersyukur sebab putri saya, Lasma Sitanggang, berkenan menyampaikan pesan saya ini.

Di program hari ini, selain Tribute untuk ito Restuala Pakpahan, ada pemutaran film mas MJA Nashir dan saya yang berjudul Rangsa ni Tonun. Kombinasi yang cocok sebab banyak tahap shoting film Rangsa ni Tonun didampingi oleh ito Restuala. Namun hubungannya antara tim Rangsa ni Tonun dan Restuala Pakpahan jauh lebih dalam dan luas.

Di tahun 2009 buku saya, Legacy in cloth, dicetak. Di tahun 2010 limapuluh eksemplar buku saya berikan kepada para penenun Batak dalam rangka Proyek Pulang Kampung dengan tujuan mengucapkan ‘terima kasih’ atas pertolongan mereka dalam tahap riset buku itu. Empat eksemplar disampaikan ke dalam tangan para penenun di Muara.  Sebagian riset saya dilakukan di Muara pada tahun 1980 dan 1986, dan kebetulan di kampung Huta na Godang, yaitu kampung ito Restuala. Tidak lama sesudah Proyek Pulang Kampung tersebut, ito Restuala berkontak saya dengan kata begini:

“Kami sangat antusias dengan Buku Ulos yg Ibu Tulis. Kami bermaksud untuk mendirikan workshop/ bengkel kerja pembuatan kain Ulos Tradisional di Muara yang terinspirasi oleh buku Ibu. Apakah ibu Sandra memberikan izin buku ibu sebagai sumber ide untuk produksi ulos?”

Tentu saja ijin diberikan oleh saya. Workshop tersebut diadakan pada tanggal 23 November 2010.

Kemudian ito Restuala sampaikan kata ini kepada saya lewat FB:

“Kegiatan tgl 23 November adalah starting point untuk melestarikan nilai yang akan kita wariskan kepada generasi masa depan”.

Dan memang pelestarian ulos menjadi fokus kuat untuk ito Restuala sampai beliau berpulang.
Kunjungan ito Restuala di bumi ini tidak begitu lama. Perjuangannya untuk melestarikan tradisi ulos di Muara dijalankan selama empat tahun. Dan hasilnya mengagumkan. [Kalau ada eksemplar kain Restuala – tolong ditunjukkan]

Saya ingin ucapkan terima kasih yang dalam kepada ito Ojax Manalu dan semua panitia acara Jong Bataks atas kesempatan ini untuk mengingat ito Restuala dan merayakan perjuangannya.

Berkenan saya untuk mengucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Mas MJA Nashir yang langsung memasukkan spiritnya ke dalam acara ini dan dalam film Tribute to Restuala yang akan diputar malam ini.
Saya ucapkan terima kasih pula kepada Threads of Life, satu yayasan di Bali yang pernah bekerjasama dengan ito Restuala untuk menggali pengetahuan Batak akan warna alam. Mereka mendukung acara ini sebagai sponsor.

Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan hangat kepada ito Ishak Aprianto Aritonang, seorang yang masih muda tetapi bersemangat besar. Dia tetap dekat dengan ito Restuala. Oleh sebab kerja keras dia, anggota2 dari Forum Anak di Muara hadir hari ini. Lewat tahap2 kecil seperti perjuangan ito Ishak ini, visi ito Restuala dilestarikan. Terima kasih kepada Forum Anak di Muara atas kehadiran dan semangat kalian semua.

Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada almarhum ito Restuala.

Kepada ito Restuala. Anda demikian cepat memahami implikasi dari buku saya, Legacy. Saya merasa terhormat bahwa buku itu menjadi sumber inspirasi. Dengan cara ini, Anda memberikan makna dan nilai bagi kerja saya yang bertahun-tahun itu.

Kepada Ito Restuala. Dunia ini sedang berada dalam krisis yang mendalam. Di mana-mana budaya asli menghilang dan tradisi tenun mengalami penurunan. Sumber pengetahuan dan keindahan pun menghilang karena itu semua. Inilah keadaan hal ikhwal yang menyedihkan, dan kemanusiaan yang dimiskinkan sebagai hasilnya. Keyakinan dan kegiatan Anda memberikan saya harapan. Dalam krisis ini, Anda mewakili jalan ke depan di salah satu sudut kecil dari bumi ini. Saya, seperti halnya Anda, yakin bahwa dalam penemuan kembali kerajinan tangan yang sangat erat terikat dalam jiwa budaya, di situlah ada jalan.

Setiap solusi yang akan dapat kita raih membutuhkan dedikasi dan intensitas, pengetahuan mendalam tentang desa dan budaya yang Anda miliki. Jalan untuk menghidupkan kembali tenun tradisi Batak hanya bisa ditemukan dengan cara trial and error; jalan yang tak tertandai dengan jelas dan yang tak mudah untuk ditemukan. Anda memiliki karunia kepemimpinan dan hubungan kuat dengan orang lain yang bisa membantu. Anda memiliki keberanian dan keterampilan untuk menempa jalur baru. Anda telah membuka jalan itu.

Restuala Namora Pakpahan, kita membayar penghargaan kepada Anda hari ini bukan hanya karena kami merindukanmu tetapi juga karena kami ingin mengingatkan semua orang dengan siapa Anda datang terhubung dengan visi Anda yang masih sangat dibutuhkan. Sekarang terserah kepada kita untuk menerjemahkan visi Anda ke dalam semangat budaya.

Anda sangat peduli akan para pemuda dari kampung halamanmu. Anda ingin para pemuda itu bisa meraih bahagia, sehat, hidup sukses bahkan jika mereka tetap memilih untuk tinggal di desa. Anda peduli tentang lingkungan Danau Toba dan ingin agar bersih dan sehat. Anda peduli tentang tradisi dan ingin menanamkan cinta kepada mereka. Anda ingin menyalurkan karakter kepribadian Anda utuh.

Anda meninggalkan kami terlalu cepat, ito Restuala, namun sebelum Anda pergi, Anda memberi kami karunia visi Anda, kesempatan untuk menyaksikan gairah Anda, kesempatan untuk belajar dari Anda. Terima kasih kepada ito Restuala atas penyerahan obor Anda ke dalam tangan kami. Semoga dengan obor itu kita berjalan secara bijaksana.


No comments:

Post a Comment